Terkuak, Besaran dan Batas Waktu Cadangan Migas yang Indonesia Punya
Kepala Unit Kerja Spesial Eksekutor Aktivitas Usaha Hulu Minyak serta Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, Indonesia mempunyai cadangan minyak sejumlah 3,8 miliar barel serta cadangan gas sejumlah 77 triliun tcf (kaki kubik).
Dengan jumlah cadangan itu, diprediksikan penyukupan kebutuhan minyak Indonesia dapat bertahan sampai 15 tahun.
"Dengan produksi 705 ribu barel /hari di minyak, karena itu satu tahun kurang lebih dapat 257 juta barel oil satu tahun. Jika dihitung dari status 3,8 miliar barel ini kurang lebih 15 tahun. Pasti ini harus kita menjaga serta sedapat mungkin dinaikkan," kata Dwi dalam pertemuan jurnalis virtual, Jumat (23/10/2020).
Untuk gas, periode waktunya dapat sampai 35 tahun. "Sedang gas dengan 77 tcf dengan produksi 6000-an MMSCFD /hari karena itu untuk gas roughly dapat 35 tahun. Keinginannya kita menjaga serta tambahkan penelitian eksplorasi," tutur Dwi.
lukaku kembali buas di inter Untuk jaga supaya stock migas selalu cukup, karena itu faksinya lagi menggerakkan rasio pergantian cadangan migas atau Reserve Replacement Ratio (RRR) supaya selalu di atas 100 %. "Jika RRR di atas 100 % karena itu tersisa cadangan tetap bertambah," tuturnya.
Tentang hal, ke kuartal III 2020, Reserve Replacement Ratio (RRR) Indonesia capai 69,6 %. Lalu, realisasi lifting minyak capai 706 ribu BOPD (Barrel of Oil Per Day/barel minyak /hari).
Angka ini melewati sasaran 705 ribu BOPD dengan prosentase 100,17 %. Untuk gas, liftingnya capai 5.502 MMSCFD, atau 99,03 % dari sasaran 5.556 MMSCFD.
Kepala Unit Kerja Spesial Eksekutor Aktivitas Usaha Hulu Minyak serta Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto memaparkan performa hulu minyak serta gas (migas) untuk masa kuartal III 2020.
Pada umumnya, realisasi lifting minyak capai 706 ribu BOPD (Barrel of Oil Per Day/barel minyak /hari), melewati sasaran 705 ribu BOPD dengan prosentase 100,17 %.
Untuk gas, lifting capai 5.502 MMSCFD, atau 99,03 % dari sasaran 5.556 MMSCFD.
"Reserve Replacemenr Ratio (R3) capai 69,6 %, dengan sasaran kita 100 %, agar kelak tidak menggerogoti cadangan yang ada, kita terus berusaha supaya bisa diganti dengan cadangan yang baru," tutur Dwi dalam pertemuan jurnalis virtual, Jumat (23/10/2020).
Untuk pengaturan biaya recovery, s/d September 2020,realisasinya capai USD 5,97 miliar dari sasaran sebesar USD 8,12 miliar atau seputar 73,5 %.
Lalu, akseptasi negara dari bagian migas terdaftar melebihi sasaran dengan nilai USD 6,99 miliar dari sasaran USD 5,586 miliar, atau seputar 119 %.
Investasi hulu migas terdaftar capai USD 6,9 miliar dari sasaran USD 13,8 miliar atau baru capai 50 %.
"Tetapi memang adanya Covid-19 serta rendahnya harga minyak dunia ini turunkan banyak investasi," kata Dwi.